Berita Terkini

“Khozinah” Mengudara: LPJ Workshop Jurnalistik IAI Khozinatul Ulum Blora Jadi Titik Balik Gerakan Literasi Mahasiswa

Gelombang semangat baru tengah bergulir di IAI Khozinatul Ulum Blora. Bertempat di Auditorium kampus, Sabtu (24/5/2025), Media Center resmi menggelar Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Workshop Jurnalistik sebagai kelanjutan dari kegiatan pelatihan intensif yang telah digelar selama dua hari pada Sabtu–Minggu,( 17–18 Mei 2025) Kemarin.

Workshop tersebut menghadirkan dua pemateri kredibel di bidang jurnalistik: Hery Purnomo, Kontributor iNews TV dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora, serta Mega Nanda, praktisi media sekaligus editor profesional. Keduanya berbagi pengalaman mendalam soal teknik peliputan, penulisan berita, serta dinamika media di era digital.

LPJ kali ini tak sekadar formalitas. Forum ini menjadi titik balik penting lahirnya media mahasiswa yang visioner dan profesional. Hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor II H. Mohammad Nabil, M.Ag., Wakil Rektor III Ahmad Saiful Rizal, M.Pd., Direktur Media Center Ahmad Ihsan Syarifuddin, S.Hum., M.A., serta seluruh panitia workshop.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II, H. Mohammad Nabil, M.Ag., menekankan pentingnya keberlanjutan program pelatihan. Ia menuturkan bahwa peserta tidak cukup hanya hadir, tetapi juga harus menghasilkan produk jurnalistik nyata. Sertifikat hanya akan diberikan kepada peserta yang menuntaskan tugas akhir berupa buletin.

“Setiap buletin harus memiliki struktur redaksi yang jelas, mulai dari penasehat, pimpinan dan wakil pimpinan redaksi, editor, reporter, desainer tata letak, hingga fotografer. Sementara dari segi isi, harus ada sampul, kata pengantar, daftar isi, berita kegiatan, profil tokoh, opini, dan konten menarik lainnya,” tegasnya.

Wakil Rektor III, Ahmad Saiful Rizal, M.Pd., menambahkan bahwa pembentukan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) harus berdasarkan seleksi kemampuan sosial dan kepemimpinan. Ketua LPM akan ditunjuk langsung oleh Direktur Media Center dan wajib memiliki konsep kerja yang sudah siap dilaksanakan.

“Panitia sudah menyiapkan kerangka kerja yang tinggal dijalankan. Ketua harus mampu membagi tugas kepada anggotanya, termasuk meliput kegiatan spesifik seperti duta kampus atau profil mahasiswa inspiratif. Jika tidak bisa hadir langsung, peliputan bisa dilakukan melalui video call atau Zoom. Yang penting, ada hasil konkret,” katanya.

Nama buletin pun menjadi perhatian tersendiri. Untuk menjaring ide kreatif dan partisipatif, panitia membuka polling di Instagram dengan beberapa opsi: Teropong Mahasiswa, Pena Mahasiswa, Lintang Pawarta, dan Khozinah. Nama terakhir menjadi pilihan kuat karena dinilai paling mencerminkan identitas kampus dan semangat intelektual pesantren.

Buletin “Khozinah” direncanakan terbit mingguan, dalam format cetak dan digital. Versi cetak akan disediakan di kantor Media Center dan Rektorat agar dapat dibaca langsung oleh tamu dan civitas akademika. Sementara versi digital akan diunggah di subdomain khusus: ebuletin.iaikhozin.ac.id.

Direktur Media Center, Ahmad Ihsan Syarifuddin, menggarisbawahi pentingnya membangun branding media yang kuat. Ia memperkenalkan “Khozinah” sebagai payung besar gerakan media kampus.

“Rubrik akan dibedakan secara tegas: berita, opini, feature, hingga hard dan soft news. Kita ingin buletin ini memiliki highlight yang membuat pembaca penasaran. Bahkan akan ada rubrik surat redaksi agar suara mahasiswa bisa langsung diakomodasi,” jelasnya.

Tidak berhenti di buletin, Media Center juga berencana menerbitkan majalah kampus setahun sekali yang memuat rangkuman peristiwa penting dan karya-karya jurnalistik terbaik mahasiswa.

Dengan semangat sinergi dan profesionalisme, Workshop Jurnalistik dan LPJ ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa IAI Khozinatul Ulum Blora tak hanya siap menulis, tapi juga siap bersuara. Media kampus bukan lagi sekadar dokumentasi, melainkan gerakan peradaban.Kini saatnya Khozinah berbicara. Dari kampus, untuk dunia.