Ruang Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora dipenuhi suasana penuh kekhusyukan. Para mahasiswa semester VI hadir dengan penuh harap dan tekad, menapaki tahap akhir dalam perjalanan panjang akademiknya melalui Ujian Komprehensif Semester Genap 2024/2025.
Inilah ikhtiar suci mereka sebelum benar-benar dinyatakan layak menyandang gelar sarjana bukan hanya sarjana yang berilmu, tetapi juga sarjana yang berakhlak, siap menjadi cahaya di tengah masyarakat.
Ujian yang berlangsung selama dua hari ini menjadi momen penting yang penuh makna. Pada Ahad, 15 Juni 2025, mahasiswa kelas Ekstensi/LK menjalani ujian dengan penuh semangat. Disusul mahasiswa kelas Reguler yang diuji pada Senin, 16 Juni 2025. Ujian ini bukan sekadar ritual akademik, tetapi menjadi simbol kesiapan lahir dan batin, saat para mahasiswa mempertanggungjawabkan ilmu yang telah mereka gali di hadapan para dosen penguji.
Materi yang diujikan mencerminkan bekal utama yang kelak akan mereka bawa saat mengabdi di tengah masyarakat. Bacaan Al-Qur’an (ghorib), tahlil, doa, dzikir, Al-Barzanji, hafalan ayat-ayat suci, hadis, hingga pemahaman tafsir dan syarah menjadi bagian dari ujian yang sarat nilai. Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) memperdengarkan hafalan 10 ayat pilihan beserta murod dan tafsirnya dari Tafsir Ibnu Katsir. Sementara mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis (ILHA) menguji hafalan 10 hadis Arbain berikut sanad dan syarahnya. Semua ini adalah bekal nyata yang akan menjadi cahaya langkah mereka di masyarakat.
Yang terasa istimewa, setiap lantunan doa, ayat, dan tahlil yang mengalun bukan sekadar untuk menjawab soal ujian. Di balik itu, terpatri harapan besar agar ilmu yang mereka raih menjadi amalan hidup, menghidupkan masyarakat, dan menebar manfaat yang luas. Para dosen penguji hadir bukan hanya untuk menilai, tetapi juga membimbing dengan penuh hikmah dan kelembutan. Muhammad Ismail, M.A., menguji bacaan Al-Qur’an (ghorib), Zaimul Asroor, S.Th.I., M.A., menguji tahlil dan doa, Moh. Abdul Aziz Sahlan, M.Ag., pada Al-Barzanji, Prof. Dr. Abdul Mufid, Lc., M.S.I., pada dzikir dan doa setelah shalat, Mohammad Syaiful, M.Ag., menguji hafalan hadis, dan Ahmad Farih Dzakiy, S.Th.I., M.A., pada hafalan ayat suci Al-Qur’an.
Kesan mendalam disampaikan Kaprodi Ilmu Hadis, Mohammad Syaiful, M.Ag. Ia mengungkapkan syukur atas kelancaran ujian yang penuh khidmat ini. “Alhamdulillah, mahasiswa menunjukkan semangat luar biasa. Namun tentu masih ada yang perlu terus diperkuat, mulai dari pemahaman tafsir, syarah hadis, hingga penguasaan nahwu dan sorof. Kita berharap mereka tidak hanya hafal, tetapi mampu menghadirkan Al-Qur’an dan hadis sebagai jawaban atas problematika umat masa kini,” tuturnya dengan penuh harap.
Ia menegaskan, ujian ini bukanlah sekadar syarat kelulusan. Setiap materi yang diujikan adalah amaliyah yang harus hidup bersama mereka sepanjang hayat. Ilmu itu harus menjadi pedoman saat mereka menjadi teladan dan pelayan umat di manapun berada.
Ujian komprehensif ini menjadi cermin betapa ilmu yang ditimba selama bertahun-tahun harus membumi, memberi manfaat, dan menjadi suluh dalam kegelapan. Lebih dari sekadar gelar sarjana, para mahasiswa diharapkan lahir sebagai pribadi yang menebar rahmat, membawa keberkahan, dan menjadi penerang di jalan perjuangan umat. Sebuah langkah suci menuju pengabdian sejati.