Selasa pagi (12 Agustus 2025), halaman SD Negeri 1 Sambongrejo dipenuhi senyum dan semangat. Suara riuh anak-anak kelas 4, 5, dan 6 bercampur dengan rasa penasaran. Hari itu, mereka tak hanya duduk di bangku sekolah untuk belajar seperti biasa, tetapi berlayar menuju petualangan baru – menulis cerita mini tentang cita-cita mereka di masa depan.
Pelatihan kepenulisan ini digagas oleh mahasiswa KKN Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora yang tengah mengabdi di Desa Sambongrejo. Di bawah koordinasi Yusron Ridho, selaku Koordinator Departemen Pendidikan, anak-anak diajak berlatih menulis bukan sekadar tugas sekolah, tetapi sebuah perjalanan yang menyenangkan.
“Ibu guru dan anak-anak merasa sangat senang bisa hadir di sini, apalagi bersama adik-adik yang semangatnya luar biasa,” tutur Yusron. “Menulis itu seperti berpetualang. Tidak perlu takut salah, tidak perlu malu kalau ceritanya lucu atau aneh. Justru cerita yang unik akan membuat orang lain senang membacanya. Siapa tahu, dari sini ada yang bercita-cita jadi penulis terkenal,” tambahnya sambil tersenyum.
Suasana semakin hangat ketika Ibu Haryati, S.Pd., wali kelas 4, menyampaikan rasa bangganya. Baginya, kegiatan ini adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar.
“Hari ini istimewa, karena adik-adik mengikuti pelatihan menulis yang dipandu langsung oleh kakak-kakak KKN. Literasi bukan hanya membaca, tapi juga menulis, menyampaikan ide, dan mengekspresikan diri. Kemampuan ini kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah,” ujarnya.
Di tengah gempuran teknologi, pelatihan ini seakan menjadi oase yang menyegarkan. Anak-anak diajak kembali mencintai kata-kata, belajar merangkai kalimat, dan menggambar mimpi mereka lewat tulisan. Ada yang menulis ingin menjadi dokter, guru, pilot, bahkan menjadi presiden.
Mata mereka berbinar, seolah menyadari bahwa setiap huruf yang ditorehkan di kertas adalah langkah pertama menuju cita-cita. Siapa sangka, dari kelas sederhana di Sambongrejo ini, mungkin akan lahir generasi – generasi hebat yang kelak menginspirasi banyak orang.
Hari itu, di SD Negeri 1 Sambongrejo, kata-kata tidak sekadar dibaca atau ditulis. Mereka hidup, berlayar, dan membawa setiap anak menuju masa depan yang mereka impikan.
