Berita Terkini

Api Unggun Membakar Semangat, Lilin Menyala dalam Sunyi: Malam Puncak KMD 131 IAIKU Blora di Pancasona

Sabtu malam (3 Agustus 2025) menjadi malam yang penuh makna dan kehangatan bagi para peserta Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) ke-131 IAI Khozinatul Ulum Blora. Bertempat di Lapangan Bumi Perkemahan Pancasona, Desa Langitan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, upacara api unggun menjadi puncak refleksi semangat, persaudaraan, dan pengabdian dalam dunia kepramukaan.

Sekitar pukul 20.00 WIB, sebelum api unggun dinyalakan, para peserta dengan khidmat membacakan Dasa Darma Pramuka secara bergantian. Dalam kesunyian malam dan tiupan angin yang sejuk, satu per satu suara terdengar mantap seolah mengukuhkan janji kepada diri sendiri dan bangsa, bahwa nilai-nilai kepramukaan akan terus hidup dalam setiap langkah.

Api unggun pun dinyalakan. Cahaya merah kekuningan menjulang ke langit, menyulut bukan hanya kayu bakar, tetapi juga semangat yang telah diasah selama beberapa hari pelatihan. Di tengah nyala itu, Kak Dr. Sutarno, M.Pd., Wakil Ketua Pusdiklatcab Blora, memberikan amanat penuh makna.

“Api unggun ini adalah simbol semangat pantang menyerah, persatuan, dan persaudaraan. Jadilah Pramuka yang berkarakter, bertanggung jawab, dan selalu siap sedia membantu sesama,” pesannya dengan suara lantang namun hangat. Ia juga mengingatkan bahwa meski latar belakang berbeda, semua peserta dipersatukan oleh cita-cita luhur untuk mengabdi dan menjadi insan yang berguna.

Tak hanya itu, beliau menegaskan pentingnya terus belajar dan mengembangkan diri. “Ilmu dan pengalaman adalah bekal yang tak ternilai. Teruslah belajar, di mana pun dan kapan pun,” tambahnya.

Usai prosesi api unggun, suasana berubah hening dan penuh haru. Peserta diarahkan ke Joglo Bumi Pancasona untuk mengikuti kegiatan renungan malam. Di tempat itu, dalam gelap yang hanya diterangi cahaya lilin, setiap peserta menjalani penempuhan hafalan Trisatya.

Dalam kesunyian, terdengar lantunan penuh penghayatan: “Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh…”

Kalimat demi kalimat diucapkan dengan suara lirih namun mantap, menyatu dengan semilir angin dan temaram cahaya. Malam itu bukan sekadar prosesi, tetapi perjalanan batin yang menancap dalam.

Salah satu peserta, dengan mata berkaca-kaca, mengaku merasakan getaran spiritual yang luar biasa. “Saya merasa seperti sedang berbicara langsung dengan hati saya sendiri. Lilin itu kecil, tapi cahayanya membakar tekad saya untuk jadi Pramuka sejati,” tuturnya dengan penuh haru.

Malam api unggun KMD 131 IAIKU Blora bukan hanya perayaan, tapi peneguhan jati diri. Dari nyala api hingga nyanyian lirih Trisatya, semuanya menjadi saksi bahwa di Bumi Pancasona, semangat itu telah menyala dan tak akan padam.