Berita Terkini

Dari Tampah ke Tetes Air: Lomba Unik yang Satukan Warga Dukuh Blimbing

Minggu sore, (10 Agustus 2025), lapangan pasar Krempeyeng yang terletak tepat di samping Balai Desa Sambongrejo, Dukuh Blimbing, berubah menjadi panggung tawa dan sorak-sorai. Mahasiswa KKN IAI Khozinatul Ulum Blora bersama Karang Taruna Dusun Blimbing sukses menggelar dua perlombaan unik yang diperuntukkan bagi para ibu-ibu: lomba sunggi tampah dan pecah air.

Sejak siang, warga sudah berdatangan. Ada yang membawa kursi kecil, ada pula yang berdiri berdesakan di tepian lapangan, sekadar ingin menyaksikan aksi lincah sekaligus kocak para peserta. Bahkan Kepala Desa Sambongrejo, Wahono Heru Prayitno, turut hadir memberikan dukungan langsung. “Hari ini sangat meriah. Pemuda, mahasiswa, dan warga kompak sekali. Luar biasa! Semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan,” ujarnya dengan senyum lebar.

Di lomba sunggi tampah, sebanyak 32 peserta ditantang membawa tampah sambil berjoget ringan, sekaligus mengapit balon di antara kaki. Aturannya sederhana tapi bikin deg-degan: jika tampah jatuh, peserta harus kembali ke garis start. Tawa pecah ketika ada peserta yang tampahnya oleng atau balonnya meluncur ke tanah. Dalam perlombaan ini, gelar juara pertama diraih Bu Yam, disusul Bu Anita di posisi kedua, dan Bu Darti di posisi ketiga.

Tak kalah seru, lomba pecah air diikuti 38 peserta. Dengan mata tertutup kain, mereka harus memecahkan plastik berisi air menggunakan batang daun pisang. Tepuk tangan penonton meledak setiap ada peserta yang meleset berkali-kali sebelum akhirnya berhasil. Juara pertama direbut Mbak Ayu, juara kedua diraih Ning Sari, dan juara ketiga Mami Mamar.

Mulyo Prasetyo, salah satu panitia, mengaku senang melihat antusiasme warga. “Ibu-ibu kompak, masyarakat ikut terlibat, tidak hanya menonton tapi juga mau jadi peserta. Harapan kami, kegiatan seperti ini terus didukung untuk memeriahkan hari kemerdekaan,” tuturnya.

Sore itu, bukan hanya soal siapa yang menang atau kalah. Di bawah langit desa yang mulai berwarna jingga, semua tawa, keringat, dan sorak sorai seakan menegaskan satu hal: kebersamaan adalah juara sejati.