Berita Terkini

Gema Alunan Sholawat Al- Berjanzi Menggugah DukuhKalimiri: Mahasiswa IAIKU Blora dan Warga Bersatu dalam Cinta Rasulullah

Kamis malam Jumat, (31 Juli 2025) Langit Dukuh Kalimiri, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, tampak lebih teduh dari biasanya. Malam itu, Mushola Al-Qosim tak sekadar menjadi tempat ibadah, tapi berubah menjadi pusat getar spiritual yang membangkitkan haru dan kebersamaan.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora menyatu dalam sebuah malam istimewa bersama warga dalam pembacaan Al-Berjanzi yang penuh makna dan getaran cinta kepada Rasulullah SAW.

Sambutan hangat dari Bapak Karji, takmir Mushola Al-Qosim, menjadi pembuka yang menyejukkan hati. Senyuman tulus dan kehangatan para ibu jamaah membuat langkah para mahasiswa terasa ringan. Mereka tak datang hanya sebagai tamu, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar Kalimiri.

Malam itu, lantunan sholawat Al-Berjanzi menggema kuat, diiringi alunan hadroh yang dimainkan oleh tangan-tangan ibu-ibu dengan penuh semangat dan cinta. Suara merdu dan ritme rebana menciptakan suasana yang menggugah jiwa. Mahasiswa dan warga larut dalam irama yang tak hanya memuji Rasulullah, tetapi juga merangkai doa-doa dalam harmoni yang syahdu.

Di tengah suasana penuh spiritualitas itu, muncul suara lembut namun berwibawa dari seorang mahasiswi muda. Dinda Ayu Pradani, Seksi Bidang Keagamaan KKN Desa Sambongrejo, menyampaikan kultum bertema kejujuran, sebuah nilai yang sederhana namun fundamental dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.

“Kejujuran bukan sekadar berkata benar. Ia adalah cahaya yang menuntun hidup, membedakan yang hak dan batil, dan menjadi kunci keberkahan dalam setiap langkah,” ucap Dinda, dengan mata berbinar memandang para jamaah.

Sunardi, Ketua Seksi Keagamaan KKN, turut meneguhkan pesan itu dengan menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW yang menggema kuat di hati para pendengar:“Sesungguhnya kejujuran membawa pada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga.”

Malam itu bukan sekadar malam biasa di Kalimiri. Ia menjelma menjadi pelajaran kehidupan. Dari lantunan sholawat hingga tausiyah yang menyentuh, semuanya membentuk mozaik nilai: tentang iman, kejujuran, dan kebersamaan.

Kehadiran mahasiswa IAIKU Blora menjadi angin segar bagi kehidupan spiritual masyarakat desa. Bukan untuk mengubah, tetapi untuk berjalan bersama—menguatkan tradisi, menebar kebaikan, dan belajar dari kearifan lokal yang telah lama mengakar.

Mushola sederhana itu menjadi saksi, bahwa ketika ilmu bertemu dengan ketulusan, dan generasi muda bersatu dengan masyarakat, maka terciptalah ruang-ruang keberkahan yang nyata.

Kalimiri tak lagi hanya dikenal sebagai bagian dari Sambongrejo, tapi malam itu ia menjadi pelita: menyinari jalan ke surga melalui kejujuran, sholawat, dan cinta kepada Rasulullah yang tak lekang oleh zaman.