Berita Terkini

Gerakan Hijau dari Blora: Bupati Arief Rohman Dorong Demplot Organik di Tiap Kecamatan

Komitmen Bupati Blora Arief Rohman untuk mewujudkan pertanian yang sehat dan berkelanjutan kian nyata. Setelah menggulirkan program satu desa satu hektare pertanian organik, kini Bupati mendorong setiap kecamatan untuk segera membuat demonstration plot (demplot) sebagai langkah konkret menuju pertanian masa depan.

Dalam agenda bersama jajaran Muspika dan pengurus Nahdlatul Ulama, Rabu (18 Juli 2025), Bupati Arief menegaskan pentingnya gerak cepat menyusul penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Blora dengan PCNU Blora. Ia ingin kerja sama ini tidak sekadar simbolik, tetapi segera berbuah aksi nyata di lapangan.

“Kalau bisa segera demplot. Masa tanam besok harus konkret ini, Pak Camat bersama MWCNU. Jangan ditunda-tunda,” tegas Bupati di hadapan camat se-Kabupaten Blora.

Arief menambahkan, sebelum diterapkan di seluruh desa, setidaknya harus ada percontohan yang dapat menjadi inspirasi bersama. Selain itu, pelatihan bagi para petani juga perlu dilakukan agar implementasi pertanian organik dapat berjalan sesuai harapan.

“Kalau belum bisa semua desa, minimal ada contoh dan pelatihannya dulu. Saya minta camat segera kumpulkan para kepala desa, ajak forkopimcam duduk bersama, tentukan desa mana yang sudah siap,” ujar Bupati dengan nada optimis.

Harapan besarnya, sebanyak 295 desa dan kelurahan di Blora mampu bergerak serentak menanam padi organik. Tak hanya sebagai gerakan hijau, tetapi juga menjadikan produk pertanian organik sebagai identitas unggulan daerah.

Langkah ini disambut antusias oleh jajaran kecamatan. Camat Ngawen, Zaenuri, menyatakan pihaknya telah mulai melakukan koordinasi internal. “Staf kami sudah saya tugaskan untuk menjalin komunikasi dengan pihak desa, dan berkoordinasi dengan PPL pertanian terkait kebutuhan anggaran untuk pembuatan demplot,” terangnya.

Dukungan nyata juga datang dari Pemkab Blora yang telah mengimbau seluruh kepala desa menyiapkan lahan bengkok seluas satu hektare untuk ditanami padi organik. Bahkan, sumber daya manusia dari universitas dengan latar belakang ilmu pertanian pun telah disiapkan untuk menjadi pendamping teknis bagi para petani.

Dengan gerakan masif ini, Blora bukan hanya ingin menanam padi, tetapi juga menanam harapan akan masa depan pangan yang sehat, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi. Sebuah upaya membumikan pertanian organik dari desa untuk dunia.