Minggu ( 6 Juli 2025) Sebuah babak baru lahir dari tanah Randublatung. Di Desa Plosokediren, Kabupaten Blora, sepetak harapan sedang tumbuh bersama hijaunya mimpi pertanian organik yang digagas dengan jiwa kearifan lokal Sedulur Sikep Samin.
Langkah ini bukan sekadar kebijakan. Ia adalah ajakan untuk kembali bersahabat dengan bumi, membiarkan alam mengajar manusia tentang kesederhanaan, kesabaran, dan kelestarian. Pemerintah Kabupaten Blora, di bawah kepemimpinan Bupati Arief Rohman, menggandeng Sedulur Sikep untuk menjadi bagian dari gerakan ketahanan pangan yang selaras dengan nilai-nilai luhur pelestarian lingkungan.
“Akan kami libatkan. Termasuk juga pelatihannya, pemerintah akan ikut mendampingi,” ungkap Bupati Arief usai berkunjung ke Pendapa Pengayoman Samin Surosentiko. Dalam rembuk hangat bersama Sedulur Sikep, disepakati bahwa akan ada lahan seluas empat hektare di Desa Plosokediren yang digarap khusus untuk penanaman padi organik.
Bagi masyarakat adat Sedulur Sikep, ini bukan hal baru. Ini adalah laku hidup yang diwariskan dari leluhur menghargai alam sebagai ibu, bukan objek eksploitasi. Gunretno, tokoh Sikep yang dikenal luas, menegaskan bahwa menjaga alam adalah bagian dari jalan hidup mereka.
“Ibu bumi sudah memberi. Ketika malah ikut memberi sakit, kalau ibu bumi mengadili bagaimana? Kalau bisa malah menjadi contoh, jangan menjadi hama yang merusak,” ucap Gunretno, dengan suara yang tak hanya terdengar, tapi juga terasa menyentuh nurani.
Program ini menjadi percontohan yang diharapkan menular ke seluruh pelosok desa. Pemerintah mendorong setiap desa menyediakan satu hektare lahan bengkok untuk uji coba pertanian organik. Sebuah langkah kecil, namun penuh makna bahwa kemajuan tidak harus merusak.
Keseriusan itu diperkuat dengan pelatihan budidaya pertanian organik bagi para petani. Bukan hanya demi hasil panen, tetapi juga demi warisan ekologis yang lestari bagi generasi mendatang. Karena pada akhirnya, kesejahteraan bukanlah soal tumpukan hasil panen, tapi bumi yang tetap bisa menumbuhkan.
Di tengah geliat modernisasi yang kadang lupa arah, Sedulur Sikep justru hadir sebagai penuntun. Menawarkan kearifan, bukan kekerasan. Menjadi penjaga, bukan perusak. Dan kini, bersama pemerintah, mereka mengajarkan bahwa pertanian organik bukan sekadar metode ia adalah filosofi hidup.
Dari Plosokediren, semoga tumbuh bukan hanya padi, tapi kesadaran. Bahwa masa depan bisa dimulai dari sawah sederhana. Bahwa keharmonisan bisa dipanen, jika manusia bersedia kembali mendengarkan suara lembut ibu bumi.