Minggu (13 Juni 2025), suasana hangat terasa sejak pagi hari ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora melakukan kunjungan inspiratif ke Rumah Batik yang terletak di Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Kunjungan ini menjadi bagian dari program kerja mahasiswa yang bertujuan menggali potensi lokal sekaligus mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kegiatan edukatif dan produktif.
Senyum hangat Ibu Lis, pemilik sekaligus perajin utama Rumah Batik, menyambut rombongan mahasiswa dengan antusias. Di balik tangannya yang cekatan menggores malam di atas kain putih, tersimpan kisah perjuangan mempertahankan warisan leluhur “batik” sebagai identitas budaya dan juga sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar. Rumah batik miliknya tidak hanya menjadi tempat berkarya, namun juga menjadi sekolah kehidupan bagi siapa saja yang ingin belajar dan mencintai budaya.
Dalam suasana yang bersahaja namun penuh makna, mahasiswa diajak menyelami langsung setiap proses pembuatan batik. Mulai dari menggambar pola (nyorek), mencanting malam, pewarnaan, hingga proses pelorodan yang menghapus malam dan menampakkan keindahan motif batik. Sebagian dari mereka mencoba sendiri proses tersebut, dan menyadari bahwa membatik bukanlah pekerjaan mudah. Ada kesabaran, ketelitian, dan cinta yang harus ditanamkan dalam setiap goresannya.
Lebih dari sekadar kunjungan, momen ini menjadi perjalanan batin. Mahasiswa belajar bahwa kearifan lokal bukan hanya soal kerajinan tangan, tetapi juga tentang filosofi hidup: kesabaran, ketekunan, dan rasa syukur. Mereka melihat dengan mata, merasakan dengan hati, dan pulang membawa kesadaran baru bahwa desa menyimpan harta budaya yang tak ternilai.
Kegiatan ini juga menjadi jembatan penghubung antara dunia akademik dan pelaku UMKM. Mahasiswa KKN berkomitmen menjadikan pengalaman ini sebagai dasar untuk ikut mempromosikan batik lokal melalui media digital, publikasi kreatif, dan jejaring sosial. Bagi mereka, Rumah Batik Blimbing bukan hanya tempat belajar membatik, tapi juga belajar mencintai negeri.
Di penghujung kegiatan, sesi dokumentasi bersama menjadi simbol ikatan batin antara mahasiswa dan tuan rumah. Di balik kain-kain batik yang tergantung, tersimpan harapan: semoga budaya lokal tak pernah kehilangan tempat di hati generasi muda.
Rumah Batik Blimbing bukan sekadar tempat membatik, tapi rumah bagi jiwa-jiwa yang mencintai warisan leluhur dan tak ingin membiarkannya pudar oleh waktu.