Sabtu pagi (9 Agustus 2025) di Balai Desa Ledok terasa berbeda. Aroma harum kue yang baru matang menyeruak, berpadu dengan tawa riang dan obrolan hangat para ibu-ibu PKK. Di tengah suasana penuh keakraban itu, mahasiswa KKN Kelompok 3 Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum Blora menggelar Pelatihan Pembuatan Kue.sebuah kegiatan sederhana yang ternyata menyimpan makna besar.
Puluhan ibu-ibu PKK hadir dengan semangat yang tak kalah dari para mahasiswa. Mereka menyimak setiap langkah pembuatan kue, dari menakar bahan, mengaduk adonan, mencetak bentuk, hingga melihatnya mengembang sempurna di dalam oven. Bukan hanya sekadar belajar resep, tetapi juga berbagi cerita, canda, dan tawa.
Ketua Koordinator Desa Ledok, Mohammad Syafi’i menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar program kerja, melainkan ruang untuk mempererat persaudaraan.
“Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan, tetapi juga ajang untuk mempererat tali silaturahmi. Kami ingin kebersamaan ini menjadi pemicu semangat gotong royong dan menjadi bekal bagi ibu-ibu dalam mengembangkan keterampilan sekaligus ekonomi keluarga,” tuturnya penuh harap.
Hangatnya suasana terasa sejak awal hingga akhir. Setiap adukan adonan seakan menjadi simbol kerja sama, dan setiap senyum yang terukir menjadi tanda bahwa ilmu yang dibagikan benar-benar diterima dengan hati. Di penghujung acara, kue hasil olahan bersama dibagikan dan dinikmati. Rasanya manis, tetapi tak semanis rasa kebersamaan yang tercipta hari itu.
Dari dapur sederhana di Balai Desa Ledok, lahirlah bukan hanya kue yang menggugah selera, tetapi juga semangat baru. Pelatihan ini memberi keyakinan bahwa peluang usaha bisa dimulai dari rumah, dari keterampilan tangan, dan dari kemauan untuk belajar.
Mahasiswa KKN dan ibu-ibu PKK Desa Ledok telah membuktikan, bahwa kolaborasi lintas generasi bisa menciptakan manfaat yang nyata. Dan mungkin, seperti harum kue yang tetap tertinggal di udara, kenangan manis hari itu akan selalu menghangatkan hati mereka yang pernah merasakannya.