Kamis,( 7 Agustus 2025), menjadi hari yang tak terlupakan bagi siswa-siswi SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Sambongrejo. Di tengah semilir angin pedesaan dan suasana pembelajaran yang sederhana, puluhan buku bertema Kisah Insan Teladan hadir sebagai hadiah istimewa dari para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora. Bukan sekadar sumbangan, buku-buku ini menjadi simbol kepedulian dan harapan untuk membangun generasi yang cerdas dan berkarakter mulia sejak usia dini.
Suasana penuh kehangatan menyelimuti kegiatan penyerahan buku. Anak-anak menyambut dengan wajah berseri, sementara para guru tampak haru menyaksikan secercah cahaya literasi hadir di tengah keterbatasan fasilitas yang ada. Buku-buku yang dibagikan bukanlah bacaan sembarangan. Di balik sampul warna-warni itu, tersimpan kisah-kisah inspiratif tentang tokoh-tokoh teladan yang diharapkan mampu menggerakkan hati, memantik mimpi, dan menanamkan nilai-nilai luhur pada jiwa anak-anak desa.
“Kami ingin turut berperan dalam mencerdaskan anak-anak desa, walau dengan langkah kecil,” ujar Mohammad Fadhil, Koordinator KKN Desa Sambongrejo, dengan mata berbinar. “Semoga buku-buku ini menjadi awal dari tumbuhnya semangat membaca dan belajar mereka. Dan terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada para guru yang telah menerima kami dengan hangat.”
Salah satu momen paling menyentuh datang dari Ibu Budiati, S.Pd., wali kelas III SD Negeri 1 Sambongrejo. Dengan suara bergetar, ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada para mahasiswa.
“Buku adalah jendela ilmu. Dan hari ini, adik-adik mahasiswa telah membuka jendela itu lebih lebar untuk anak-anak kami,” tuturnya penuh haru. “Kami percaya bahwa sekecil apapun kebaikan yang dilakukan dengan tulus, akan memberi dampak besar. Bantuan ini bukan hanya menambah koleksi perpustakaan kami, tapi juga menjadi simbol nyata dari semangat berbagi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan.”
Bagi sekolah-sekolah di pedesaan yang masih bergulat dengan keterbatasan, buku sering kali menjadi barang mewah. Namun pagi itu, sesuatu yang sederhana telah memberi makna yang luar biasa. Buku-buku itu kini mengisi rak-rak kosong, siap menjadi teman perjalanan bagi para murid menuju cakrawala ilmu yang lebih luas.
Dan benar saja, selepas kegiatan, suara riang anak-anak yang mulai membaca menggema dari sudut-sudut kelas. Lembar demi lembar mereka buka dengan rasa penasaran, seolah menemukan dunia baru dalam setiap kisah. Di sinilah harapan itu tumbuh bahwa dari sebuah desa kecil bernama Sambongrejo, generasi pembelajar masa depan sedang dibentuk, dimulai dari sebuah buku, dari sebuah niat tulus, dan dari semangat tak kenal lelah para mahasiswa yang peduli.
Inilah bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, dan bahwa literasi bukan sekadar tentang membaca, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih baik satu buku, satu anak, satu harapan dalam genggaman.