Berita Terkini

Menyalakan Obor Perjuangan: LAKMUD PAC IPNU IPPNU Kradenan Lahirkan Kader Muda NU Masa Depan

Di tengah gempuran arus zaman dan tantangan generasi muda yang kian kompleks, PAC IPNU IPPNU Kradenan kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak kader militan Nahdlatul Ulama. Melalui kegiatan Latihan Kader Muda (LAKMUD) yang digelar selama tiga hari, mulai Sabtu ( 28 Juni) – Senin (30 Juni 2025), di SMA NU Kradenan, api semangat perjuangan generasi muda kembali disulut hangat, menyala, dan siap menembus batas-batas keterbatasan.

Sebanyak 30 peserta dari berbagai ranting dan komisariat se-Kecamatan Kradenan bahkan luar daerah, hadir bukan sekadar untuk belajar, tetapi untuk mengikhlaskan diri menjadi bagian dari perjuangan besar: mengabdi melalui IPNU dan IPPNU, meneguhkan langkah di jalan Ahlussunnah wal Jama’ah.

LAKMUD bukan pelatihan biasa. Ia adalah gerbang kedua kaderisasi formal setelah Makesta, sekaligus forum pengkaderan yang merangkai teori dengan pengabdian, menggenggam semangat dan menanamkan nilai ke-NU-an ke dalam jiwa setiap peserta. Di sinilah karakter ditempa, loyalitas diuji, dan kesetiaan pada jalan organisasi diteguhkan.

Dalam suasana pembukaan yang hangat dan penuh haru, Ketua Panitia, Rekan Ade Eka, menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya pelaksanaan LAKMUD. Ia mengakui bahwa semua ini adalah hasil gotong royong: dari PAC, pihak sekolah, hingga PC IPNU IPPNU Blora yang senantiasa hadir membersamai. Ia berharap, para peserta tidak hanya menjadi penonton sejarah, tapi kelak menciptakan sejarah sendiri di medan perjuangan.

Ketua PAC IPNU Kradenan, Rekan Ainul Yaqin, menegaskan bahwa LAKMUD adalah batu pijakan awal untuk membentuk karakter pemimpin sejati. Bagi Ainul, organisasi tidak butuh banyak bicara, tapi butuh banyak kerja nyata. “Kader Kradenan harus punya nyali, bukan sekadar hadir di forum, tapi juga hidup di tengah umat,” ucapnya penuh semangat.

Sementara itu, Ketua PC IPNU Blora, Rekan Maulana Alfarizi, memberi penghargaan tinggi kepada PAC Kradenan yang dinilainya konsisten, progresif, dan menjadi contoh nyata bahwa kaderisasi adalah denyut nadi organisasi. “Saya percaya, dari forum kecil inilah akan lahir pemimpin besar. Bukan karena pangkat, tapi karena ruh perjuangan yang tertanam dalam dada mereka,” ujarnya.

Rekanita Novita Khosiatul Absoriyah, Ketua PC IPPNU Blora, menambahkan bahwa organisasi ini adalah rumah dakwah intelektual dan sosial. Ia menyentuh hati para peserta dengan kalimat yang menggugah, “Jangan hanya ikut organisasi, tapi jadilah ruh di dalamnya. Jadilah perempuan NU yang tangguh, setia, dan mampu meneduhkan umat di tengah gersangnya zaman.”

Wakil Ketua Kaderisasi PC IPNU Blora, Rekan Muh Muzaka, menutup rangkaian sambutan dengan penegasan bahwa perjuangan kader sejati justru dimulai setelah LAKMUD usai. “Jangan berhenti di pelatihan. Kami butuh kalian hadir di masyarakat. Advokasi, bergerak, dan buktikan bahwa kader NU tak hanya pandai bicara, tapi juga pandai berbuat,” pesannya tegas

Selama tiga hari, para peserta disuguhkan materi yang bukan hanya mengisi akal, tapi juga menyentuh hati: dari Aswaja dan ke-NU-an, manajemen organisasi, kepemimpinan, problem solving, teknik diskusi hingga simulasi sidang. Para pemateri berasal dari tokoh NU, pengurus PC, serta alumni LAKMUD yang kini menjadi pemimpin muda di berbagai sektor.

Tak hanya belajar, peserta juga menjalani proses batin yang mendalam: kelelahan, refleksi, hingga air mata yang jatuh dalam senyap malam menjadi saksi bahwa perjuangan ini bukan soal gelar, tapi soal cinta. Cinta kepada ilmu, cinta kepada organisasi, dan cinta kepada umat.

Kegiatan ditutup dengan prosesi pengukuhan peserta sebagai alumni LAKMUD. Mereka berdiri dalam gelapnya malam, diterangi lilin semangat, mengucap ikrar dengan suara bergetar: ikrar setia pada IPNU IPPNU, NU, dan Indonesia. Suasana haru menyelimuti. Beberapa mata berkaca-kaca. Bukan karena sedih, tapi karena yakin perjalanan panjang ini baru saja dimulai.

LAKMUD PAC Kradenan 2025 bukan sekadar agenda tahunan. Ia adalah saksi lahirnya generasi yang tak akan lelah mencintai NU, generasi yang akan menjaga warisan ulama dengan ilmu dan aksi, dan generasi yang akan membawa cahaya Islam rahmatan lil ‘alamin di tengah zaman yang terus berubah. Obor itu telah menyala dan mereka bersumpah, tak akan membiarkannya padam.