Berita Terkini

Prof. Abdul Mufid Guncang Talkshow Hadis di UIN Syekh Wasil: Serukan Transformasi Digital Berlandaskan Nilai Nabawi

Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis (HMPS ILHA) UIN Syekh Wasil Kediri kembali menunjukkan kiprahnya dalam mewarnai dinamika intelektual kampus dengan menggelar Talkshow Hadis bertema “Transformasi Generasi Muda di Era Digital” pada Rabu, 28 Mei 2025. Bertempat di aula lantai 3 Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUDA), acara ini menghadirkan sosok inspiratif nasional, Prof. Dr. Abdul Mufid, Lc., M.S.I., Guru Besar Ilmu Hadis sekaligus Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Khozinatul Ulum Blora.

Dipadati lebih dari seratus mahasiswa, talkshow ini berlangsung dengan suasana penuh antusiasme dan kehausan intelektual. Sejak awal, Prof. Abdul Mufid menyampaikan materi dengan gaya yang lugas namun mendalam, memotret tantangan generasi muda Muslim dalam lanskap digital yang serba cepat dan tak jarang mengguncang nilai-nilai spiritual.

Ia membuka pemaparannya dengan merujuk pada QS. Al-Kahfi ayat 13, yang mengisahkan para pemuda Ashabul Kahfi sebagai simbol keberanian iman di tengah lingkungan yang menyesatkan. Diperkuat dengan hadis Nabi riwayat Ahmad dan ath-Thabrani tentang kekaguman Allah terhadap pemuda yang mampu menahan hawa nafsu, Prof. Mufid menekankan pentingnya fondasi ilahiyah dan nabawiyah dalam membangun karakter generasi muda.

Menurutnya, era digital bukan semata-mata sebuah ancaman, melainkan ruang besar yang menanti untuk dimenangkan oleh generasi yang sadar nilai. Dalam pandangannya, arus informasi yang tak terbendung, krisis spiritualitas, disrupsi budaya, dan dominasi budaya instan merupakan medan baru yang menuntut kehadiran pemuda Muslim berbekal pemahaman hadis yang kuat dan aplikatif. Hadis, katanya, bukan hanya warisan teks, melainkan cahaya hidup yang harus membimbing langkah pemuda dalam menavigasi dunia maya yang kompleks.

Lebih jauh, Prof. Mufid mengajak mahasiswa untuk tidak terjebak dalam arus pasif digital. Ia menyoroti munculnya peluang emas dalam bentuk akses terbuka terhadap ilmu-ilmu keislaman, munculnya platform dakwah kreatif, hingga potensi pengembangan sanad hadis berbasis teknologi. Dalam konteks ini, ia mendorong para mahasiswa untuk mengambil peran sebagai pelaku aktif, menjadi kreator konten Islami yang berakhlak, menyampaikan pesan damai dan rahmat Islam dengan cara yang menarik, santun, dan sesuai zaman.

Dengan semangat menggugah, beliau mengajak mahasiswa untuk menjadikan akhlak Nabi sebagai panduan etika digital. Di tengah derasnya konten yang seringkali menyesatkan, generasi muda ditantang untuk menjadi penggerak perubahan, bukan sekadar penonton. Ia menekankan bahwa literasi hadis harus hidup dalam dunia digital, bukan hanya sebagai kutipan, tapi sebagai spirit yang membentuk sikap kritis, empatik, dan bertanggung jawab dalam bermedia.

Menjelang akhir acara, Prof. Abdul Mufid menyampaikan gagasan besar tentang pentingnya sinergi antara ilmu, iman, dan teknologi. Ia membayangkan masa depan dakwah dan pendidikan Islam yang kolaboratif, melibatkan ulama, akademisi, dan kreator digital dalam satu semangat yang sama: membumikan nilai-nilai kenabian di ruang-ruang virtual.

Talkshow ini bukan hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga membakar semangat spiritual dan intelektual para peserta. Banyak mahasiswa mengaku mendapatkan perspektif baru tentang bagaimana menghadapi era digital tanpa kehilangan arah sebagai seorang Muslim. Kesan mendalam dan semangat baru tampak terpancar dari wajah-wajah peserta usai acara.

“Ini bukan sekadar talkshow, tapi momentum kebangkitan. Kami diingatkan bahwa menjadi generasi digital tidak boleh tercerabut dari akar nilai-nilai profetik,” ujar salah satu peserta dengan mata berbinar.

Dengan keberhasilan ini, HMPS ILHA sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam mengawal proses transformasi keilmuan dan spiritual di kalangan mahasiswa. Talkshow Hadis bersama Prof. Abdul Mufid menjadi tonggak penting dalam merumuskan arah baru peran generasi muda Muslim: aktif di dunia digital, tetapi tetap berpijak kokoh pada risalah kenabian. Sebuah ajakan menuju peradaban yang tercerahkan, dari kampus, untuk dunia.