Berita Terkini

Suara Merdu, Doa Tulus, dan Tawa Bahagia: Lomba TPQ Sambongrejo Jadi Panggung Emas Generasi Qur’ani

Senin sore (18/8/2025) halaman SD Negeri 1 Sambongrejo seketika berubah menjadi lautan semangat. Anak-anak bersarung, berpeci, dan berkerudung putih duduk rapi menanti giliran. Senyum, tawa, hingga wajah tegang sesekali terlihat. Mereka bukan sekadar peserta lomba, tetapi bintang-bintang Qur’ani kecil yang siap mengharumkan TPQ masing-masing.

Mahasiswa KKN IAI Khozinatul Ulum Blora yang menginisiasi kegiatan ini berhasil menghadirkan sebuah perhelatan yang bukan hanya lomba, melainkan pesta keagamaan yang penuh makna. Perlombaan meliputi adzan, pembacaan Asmaul Husna, praktik wudhu dan sholat, hafalan doa sehari-hari, hingga surat-surat pendek.

“Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Anak-anak luar biasa antusias, semangat mereka sungguh menginspirasi. Kami berharap kegiatan ini menumbuhkan kecintaan pada ilmu agama dan membentuk generasi Qur’ani sejak dini,” ungkap Mohammad Fadhil, Koordinator KKN Desa Sambongrejo, dengan mata berbinar.

Tak kurang dari 40 peserta tampil mewakili berbagai TPQ: dari TPQ Bu Puput, TPQ Pak Basyar, TPQ Pak Huda di Dukuh Blimbing, hingga TPQ Masjid Ar-Rohmat Mejurang dan TPQ Mushola Kalimiri. Mereka semua tampil penuh percaya diri, seolah membuktikan bahwa belajar agama bisa dilakukan dengan gembira.

Sorak sorai pecah ketika suara adzan Tridarma Mondyka Aji dari TPQ Bu Puput melengking merdu, membuat penonton terdiam khusyuk. Disusul lantunan Asmaul Husna yang menggetarkan hati dari Lathifa Nafi asal TPQ Mejurang. Sementara itu, aksi Abidin dari TPQ Pak Basyar dalam lomba sholat dan wudhu membuat juri mengangguk kagum.

Namun, momen paling menyentuh adalah saat lomba doa sehari-hari. Arjuna, bocah mungil dari TPQ Pak Basyar, melafalkan doa dengan penuh ketulusan. Suaranya bergetar, seakan doa itu lahir dari hatinya sendiri. Penonton pun tak kuasa menahan haru.

Puncaknya adalah cabang surat pendek dan BTA. Jelita Florenia dari TPQ Pak Basyar tampil gemilang dan berhasil meraih juara pertama. Dari balik mimbar, ia tersenyum malu-malu, sementara teman-temannya bersorak menyebut namanya.

Akhirnya, TPQ Pak Basyar dinobatkan sebagai juara umum. Bukan sekadar kemenangan, tetapi simbol keberhasilan sebuah lembaga kecil di dukuh untuk menumbuhkan cahaya Qur’an dalam dada anak-anak.

Lebih dari sekadar lomba, acara ini menjadi ruang kebahagiaan bagi warga Sambongrejo. Di balik sorak sorai dan hadiah sederhana, ada harapan besar: kelak anak-anak inilah yang akan menjadi penerus, imam-imam masjid, ustaz-ustazah, bahkan pemimpin yang berakhlak Qur’ani.

Dari desa sederhana di Blora, suara-suara merdu itu mengalun, doa-doa tulus dipanjatkan, dan tawa bahagia anak-anak membahana. Sambongrejo hari itu membuktikan satu hal: masa depan agama dan bangsa tengah disiapkan dengan penuh cinta.