Berita Terkini

Tangis di Kadengan, Harapan Tak Padam: Rumah Terbakar, Warga dan Pemerintah Bersatu

Suasana duka menyelimuti Dukuh Kadengan, Desa Kamolan, Kecamatan Blora, usai si jago merah melahap habis rumah milik Bapak Salim, warga RT 07/RW 03, pada Sabtu sore (19/7/2025). Kebakaran hebat yang terjadi menjelang petang itu meninggalkan puing-puing dan kepedihan mendalam. Tak ada yang tersisa dari rumah sederhana itu, selain abu dan kenangan yang berubah jadi luka.

Meski demikian, di balik musibah itu, muncul cahaya harapan. Pemerintah Desa Kamolan bergerak cepat. Dipimpin langsung oleh Kepala Desa Majianto atau yang akrab disapa Kades Aji, tim desa langsung turun ke lokasi memberikan bantuan serta dukungan moral kepada keluarga korban.

“Musibah ini bukan hanya cobaan bagi Pak Salim dan keluarga, tapi juga panggilan kemanusiaan bagi kita semua. Kami datang bukan sekadar membawa bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan: bahwa mereka tidak sendiri,” ujar Kades Aji dengan suara haru.

Langkah cepat dan penuh empati dari pemerintah desa mendapat apresiasi dari warga. Tak hanya menunjukkan kepedulian, kehadiran Kades Aji di tengah reruntuhan rumah yang hangus menjadi simbol bahwa pemerintah desa hadir bukan hanya sebagai pengurus administrasi, tetapi juga sebagai pelindung dan penyangga moral warga, terlebih di saat-saat genting.

Warga sekitar pun tak tinggal diam. Gotong royong mulai digalakkan, bantuan mulai dikumpulkan, dan pelukan hangat terus mengalir untuk keluarga Pak Salim. Musibah ini seakan menjadi pemantik kesadaran bersama akan pentingnya solidaritas sosial di tengah kehidupan yang semakin individualistis.

Kebakaran ini memang telah memakan harta benda, namun tidak berhasil membakar semangat dan harapan. Dari abu dan arang, tumbuh kembali kekuatan berasal dari tangan-tangan tetangga yang terulur, dari langkah sigap pemerintah desa yang menyentuh, dan dari tekad keluarga korban yang tetap tabah menjalani ujian ini.

Desa Kamolan membuktikan, bahwa kemajuan sebuah desa tak hanya diukur dari pembangunan fisik, melainkan dari seberapa kuat nilai-nilai kemanusiaan hidup di dalamnya.

Dan hari itu, di Kadengan, kita semua menyaksikan bahwa kasih sayang dan kepedulian mampu menumbuhkan harapan, bahkan di atas puing-puing rumah yang tersisa.