Sambongrejo, Jejak Empat Puluh Lima Hari
Sambongrejo, namamu melekat di dada, desa yang ramah, penuh doa dan cerita, ketika pertama kami menjejakkan kaki, kau sambut dengan senyum yang tulus.
Sambongrejo, namamu melekat di dada, desa yang ramah, penuh doa dan cerita, ketika pertama kami menjejakkan kaki, kau sambut dengan senyum yang tulus.
Aku masih ingat dengan jelas hari pertama ketika kakiku menginjakkan diri di Desa Sambongrejo. Sebuah desa sederhana di Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, yang.
Di senja kampus yang menua, aku berdiri di antara rak-rak pustaka, mencatat mimpi pada lembar-lembar skripsi, menyulam kegelisahan menjadi karya ilmiah yang abadi..
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu tercinta Atas tertundanya gelar yang lama dinanti Aku tahu rindu kalian di kampung sana Menunggu kabar, kapan anakmu.
Bagaimanapun kondisi ayah dan ibu di kampung halaman, tetaplah pulang, Nak, meski tanah ini tak lagi hijau sempurna. Rumah kita mungkin makin renta,.
Kala mentari merunduk malu di ufuk barat, Desa Cabak berbisik dalam keheningan hangat, langit jingga membelai lembut daun kelapa, dan aku duduk, menunggumu.
Sore itu, langit Blora diselimuti jingga lembut. David duduk di depan posko Nahdlatul Ulama ( NU),menatap layar ponsel. Jemarinya gemetar saat mengirim sampul.
Roman karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Bukan Pasar Malam pertama kali diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1951, itu jauh sebelum Pram ditangkap.