Perayaan Hari Lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang ke-65 tahun ini mengusung tema “Generasi Hebat Penggerak Perubahan”. Tema tersebut bukan sekadar slogan seremonial, melainkan merupakan refleksi mendalam atas peran strategis PMII dalam membentuk insan akademis yang progresif dan berorientasi pada transformasi sosial. Dalam perspektif akademik, tema ini mengundang kita untuk mengkaji bagaimana kontribusi generasi muda, khususnya kader PMII, dalam menggerakkan perubahan melalui pendekatan keilmuan dan intelektual.
Dalam dunia akademik, generasi hebat dapat dimaknai sebagai individu yang memiliki kapasitas intelektual tinggi, berwawasan luas, kritis, serta mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai moral dan spiritual. PMII sebagai organisasi kemahasiswaan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dan kebangsaan, memiliki peran penting dalam mencetak kader-kader intelektual yang tidak hanya unggul dalam aspek teoritis, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan secara kontekstual dalam kehidupan masyarakat.
Perubahan sosial yang signifikan dalam sejarah sering kali digerakkan oleh kelompok terdidik, khususnya mahasiswa. Dalam konteks ini, PMII sebagai wadah kaderisasi mahasiswa Islam dituntut untuk melahirkan generasi yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki keberpihakan kepada kepentingan rakyat dan mampu menganalisis realitas sosial dengan pendekatan ilmiah. Hal ini dapat dilakukan melalui penguatan budaya akademik seperti diskusi ilmiah, penelitian, publikasi ilmiah, serta keterlibatan aktif dalam forum-forum intelektual di dalam dan luar kampus.
Lebih jauh, generasi hebat dalam perspektif akademik juga harus mampu menjadi agen transformasi dalam menjawab tantangan global seperti perkembangan teknologi, krisis lingkungan, ketimpangan ekonomi, dan disinformasi digital. PMII memiliki tanggung jawab untuk mendorong kadernya menjadi pemikir yang solutif dan inovatif, dengan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur keislaman dan kebangsaan.
Sebagai penggerak perubahan, kader PMII perlu memposisikan diri sebagai subjek aktif dalam proses produksi dan distribusi ilmu pengetahuan. Tidak cukup hanya menjadi pengguna teori, kader PMII juga dituntut untuk mampu menciptakan teori dan pendekatan baru yang relevan dengan realitas lokal dan nasional. Ini adalah bentuk kontribusi nyata dalam dunia akademik sekaligus bukti bahwa generasi PMII adalah generasi hebat yang visioner dan transformatif.
Melalui momentum Harlah ke-65 ini, PMII harus memperkuat komitmennya dalam membangun tradisi intelektual yang kokoh, menciptakan ekosistem akademik yang kritis, terbuka, dan progresif. Dengan demikian, cita-cita menjadikan kader sebagai generasi hebat penggerak perubahan bukanlah utopia, melainkan keniscayaan yang dapat dicapai melalui kerja keras, dedikasi, dan konsistensi dalam perjuangan intelektual.