Di senja kampus yang menua,
aku berdiri di antara rak-rak pustaka,
mencatat mimpi pada lembar-lembar skripsi,
menyulam kegelisahan menjadi karya ilmiah yang abadi.
Semester akhir bukan sekadar penutup langkah,
ia medan ujian sabar, ladang tempur jiwa resah,
antara revisi yang berulang,
dan asa yang kadang terbuang.
Aku bersujud di setiap jeda,
merapal doa di sela-sela data,
merangkai metodologi dengan hati-hati,
menjawab pertanyaan demi pertanyaan tanpa henti.
Bimbingan demi bimbingan kutapaki,
menahan letih, menaklukkan ego diri,
hingga kata demi kata terpatri,
menjadi barisan argumen yang berani.
Pada akhirnya, ruang sidang menjadi saksi,
di sanalah penantian berwujud bukti,
para penguji menakar ilmu dan logika,
sementara aku menahan gemetar di dada.
Dan ketika keputusan dibacakan,
tangis syukur luruh bersama keyakinan,
bahwa tiap titik dan koma bukan sekadar tulisan,
tetapi tapal batas perjuangan dan pengorbanan.
Aku berdiri mahasiswa tarbiyah pertama menyelesaikan munaqasyah dengan nilai yang terpuji,
menoreh nama di lembar sejarah almamater tercinta,
mewariskan mimpi bagi generasi nanti.
Maka biarlah semester akhir ini tercatat abadi,
sebagai saksi, bahwa tak ada mimpi yang sia-sia,
selama tekad tetap bersemi,
dan doa orang tua selalu menjaga langkah hamba-Nya.
M. Burhanudin Alkhasani
Blora , 6 Juli 2025