bloramedia.com Blog Berita Terkini Menulis Bukan Sekadar Tugas, Tapi Warisan: Webinar Submit Jurnal Bangkitkan Asa Akademik Mahasiswa
Berita Terkini

Menulis Bukan Sekadar Tugas, Tapi Warisan: Webinar Submit Jurnal Bangkitkan Asa Akademik Mahasiswa

Senin, (21 Juli 2025) Di balik kesunyian ruang-ruang virtual dan barisan kamera yang menyala tanpa suara, tersimpan gemuruh semangat yang tak tertahankan. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) IAI Khozinatul Ulum Blora menyelenggarakan sebuah webinar bertajuk “Pelatihan Submit Jurnal: Siapkan Artikel Ilmiah Sebagai Pengganti Skripsi.”

Diselenggarakan mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB melalui Zoom Meeting, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas pelatihan daring. Ia menjadi momentum penting yang membuka cakrawala baru: bahwa menulis bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan bagian dari jejak intelektual yang patut diwariskan.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr. Abdul Mufid, Lc., M.S.I., menyampaikan gagasan penuh makna: penggantian skripsi dengan artikel ilmiah bukan bentuk pengurangan kualitas, melainkan loncatan menuju standar yang lebih tinggi. “Karya tulis yang terpublikasi adalah bukti nyata dari keberadaan kita di dunia akademik. Ia tidak akan usang, bahkan saat wisuda telah berlalu,” tuturnya hangat. Beliau menegaskan, publikasi yang terindeks di jurnal bereputasi adalah jalan menuju integritas keilmuan yang lebih terhormat dan diakui secara nasional.

Sebanyak 40 peserta dari berbagai program studi di Fakultas Ushuluddin, FITK, dan FEBI, hadir dengan antusiasme tinggi. Sepanjang webinar, layar penuh sorot mata yang serius, tangan-tangan yang mencatat cepat, serta ruang diskusi yang tak pernah sepi dari pertanyaan. Ada harapan yang tumbuh: bahwa mahasiswa tak lagi sekadar mengejar tanda tangan penguji skripsi, tetapi bersiap menyumbangkan gagasan untuk semesta akademik.

Mengisi webinar sebagai narasumber utama, Zaimul Asror, M.A. dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IAI Khozinatul Ulum Blora, tampil menyampaikan materi dengan ketajaman sekaligus kelembutan. Ia tidak hanya membahas struktur artikel ilmiah, teknik submit ke jurnal terindeks SINTA, atau tips menyesuaikan dengan template jurnal, tetapi juga membangkitkan rasa percaya diri bahwa menulis itu mungkin, bahkan bagi mereka yang baru belajar merangkai kata.

“Kesalahan paling umum dalam menulis artikel bukan pada kurangnya data, tapi karena kita ragu memulai,” ucapnya. Pernyataan itu menggema, menyentuh sisi terdalam para peserta yang mungkin selama ini memandang menulis sebagai beban, bukan panggilan.

Beliau juga memaparkan pentingnya originalitas, ketelitian dalam pengutipan, dan kedisiplinan terhadap struktur penulisan. Ditegaskan pula bahwa artikel yang baik tidak sekadar padat isi, tetapi juga taat pada aturan dan menghargai etika akademik. Dalam dunia jurnal ilmiah, kerapian bisa menentukan keterterimaan.

Respons peserta luar biasa. Tak sedikit yang berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai satu pertemuan, melainkan menjadi awal dari pendampingan berkelanjutan. Mereka ingin bimbingan intensif dari merumuskan judul, menyusun abstrak, memilih jurnal yang tepat, hingga proses submit secara langsung. Ini adalah isyarat kuat: mahasiswa ingin bertumbuh, jika diberi ruang dan arahan.

Webinar ini membuktikan bahwa budaya menulis bisa dibangkitkan, asal dipupuk dengan ketelatenan dan kepedulian. Bahwa ketika mahasiswa diperlakukan bukan hanya sebagai objek kebijakan, tetapi sebagai subjek perubahan, maka gairah intelektual mereka akan menyala sendiri.

Menjelang penutupan, tak ada lonceng yang berbunyi, tapi ada yang bergetar dalam batin: sebuah keyakinan baru bahwa setiap kata yang ditulis hari ini, bisa menjadi cahaya di masa depan.

Webinar ini bukan sekadar pelatihan, tapi peristiwa yang mungkin suatu hari nanti dikenang sebagai titik balik: saat menulis tidak lagi menjadi beban tugas akhir, tetapi jalan untuk mengukir nama dalam sejarah akademik yang lebih bermakna.

Exit mobile version